INVESTASI
ANALISA KELAYAKAN BISNIS / INVESTASI
Hallo semua! apa kabar? Saya harap kalian semua dalam keadaan
sehat yaa..
Apalagi dalam keadaan seperti ini , semoga kita semua dapat kembali beraktivitas sedia kala . Amin 🙏
Kali ini saya akan membahas mengenai Analisa
Kelayakan Bisnis/Investasi. Mulai dari Definisi analisa kelayakan bisnis dan Penjelasan mengenai kriteria investasi(Payback period,
Benefit cost ratio, Net presen value, Internal rate of return), Contoh kasus dan perhitungan menggunakan NPV, Dan saya akan memberi video tentang perhitungan investasi
dengan NVP.
Menjalankan suatu usaha atau bisnis sangat perlu namanya usaha pencapaian dalam diri sendiri supaya bisnis yang dijalankan tetap berjalan sesuai yang kita inginkan.Ohiya teman - teman kalian tau ngga apa sih itu Study Kelayakan Bisnis ?
Nah, Study Kelayakan Bisnis itu adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau
bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak
usaha tersebut dijalankan.Dalam teori ini kita juga harus tau tujuan dan manfaat dari analisa kelayakan bisnis ini.
Tujuan umum dari kelayakan bisnis ini adalah untuk menghindari resiko kegagalan besar dari kegiatan yang tidak
menguntungkan. Studi kelayakan bisnis dibuat untuk berbagai pihak, baik
untuk pihak internal perusahaan maupun pihak external perusahaan. Oh iya ada lagi tujuan dari kelayakan bisnis yaitu :
- Menghindari Resiko Kerugian
Tujuan pertama yaitu, untuk meminimalkan risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan. Kondisi masa yang akan datang tidak dapat diprediksi, sehingga perlu untuk melakukan analisis studi kelayakan untuk memperkecil resiko - Mempermudah Perencanaan
Dengan adanya ramalan untuk masa yang akan datang, maka mempermudah perencanaan. Perencanaan itu sendiri meliputi jumlah modal, waktu pelaksanaan, lokasi, cara pelaksanaan, besarnya keuntungan serta keuntungan serta bagaimana pengawasan bila terjadi penyimpangan. - Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Perencanaan yang disusun dapat mempermudah penerapan nya, proses bisnis dapat dilakukan secara tersusun sehingga para karyawan dapat memiliki pedoman dan tetap fokus pada tujuan, sehingga rencana bisnis dapat tercapai sesuai dengan apa yang di rencanakan. - Memudahkan Pengawasan
Dengan pelaksanaan yang sesuai dengan rencana yang telah disusun, maka pengawasan dalam proses bisnis akan lebih mudah. Pengawasan dilakukan, agar jalannya usaha tetap pada jalur dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. - Memudahkan Pengendalian
Bila terjadi penyimpangan, akan mudah untuk memperbaikinya dan dapat langsung untuk dikendalikan sehingga tidak terlalu jauh penyimpangan yang terjadi.
Jadi udah pada taukan tujuan dari study kelayakan bisnis.Nah sekarang saya akan membahas mengenai manfaatnya nih, Manfaat dari studi kelayakan bisnis sangat di rasakan oleh berbagai
pihak terutama para pihak yang berkepentingan terhadap proyek atau usaha
yang akan dijalankan. Hasil penelitian yang dianggap layak harus dapat
dipertanggungjawabkan, agar tidak ada pihak yang dirugikan.
Selanjutnya
saya akan menjelaskan beberapa kriteria investasi, tetapi sebelumnya saya
ingin memberitahu kalian apa yang dimaksud dengan investasi.
Investasi
adalah suatu
aktivitas yang berhubungan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang
dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang dan dengan barang
modal akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang.
Kriteria Investasi
Keputusan investasi
merupakan keputusan rasional, karena keputusan berdasarkan pertimbangan
rasional. Dalam praktik, digunakan beberapa alat bantu atau
kriteria-kriteria tertentu untuk memutuskan diterima atau ditolaknya
rencana investasi. Kriteria – kriteria tersebut kriteria investasi (invesment criteria). Minimal ada empat kriteria investasi yang digunakan dalam praktik, yaitu:
- Payback Period
- Benefit / Cash Ration
- Net Present Value
- Internal Rat of Return
1. Payback Period
Paybck period
(periode pulang pokok) adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang
direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal
investasi dianggap makin baik. Kendatipun demikian, kita harus berhati
hati menafsirkan kriteria payback period ini. sebab ada investasi yang
baru menguntungkan dalam jangka panjang (>5 tahun).
2.Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)
B/C Ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebagai C (cost). Output yang dihasilkan dinotasikan sebagai B (benefit).
Jika nilai B/C sama dengan 1, maka B = C, output yang dihasilkan sama
dengan biaya yang dikeluarkan. Bila nilai B/C < 1 maka B < C yang
artinya output yang dihasilkan lebih kecil daripada biaya yang
dikeluarkan. Begitu juga sebaliknya. Keputusan menerima atau menolak
proposal investasi dapat dilakukan dengan melihat nilai B/C. Umumnya,
proposal investasi baru diterima jika B/C > 1, sebab berarti output
yang dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.
3.Net Prensent Value (NPV)
Dua kriteria utama pertama dapat dihitung berdasarkan nominal (non disconuted method). Sayangnya, perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan, sebab tidak memperhitungkan nilai waktu uang . Bisa saja sebuah proposal proyek, berdasarkan nilai nominal menghasilkan B/C >1, padahal nilai nilai sekarang di diskonto (discounted method)
seperti dijelaskan sebelumnya. Keuntungan lain dengan menggunakan
metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai
sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah
yang disebut net present value. Suatu proposal investasi akan
diterima jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari penerimaan total
lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya total.
4.Internal Rate of Return (IRR)
Internal rate of return
(IRR) adalah tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV
sama dengan nol. Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR = 12%, maka tingkat
pengembalian investasi adalah 12%. Keputusan menerima atau menolak
investasi yang digunakan (r). jika r yang diinginkan adalah 15%,
sementara IRR hanya 12%, proposal investasi ditolak. Begitu juga
sebaliknya.
Nah sekarang saya akan mengasih tau contoh kasus dan perhitungan : penilaian investasi dengan NPV
Contoh Kasus Perhitungan NPV (Net Present Value)
Manjemen Perusahaan AsessMega ingin membeli mesin produksi untuk meningkatkan jumlah produksi produknya. Harga Mesin produksi yang baru tersebut adalah sebesar Rp. 150 juta dengan suku bunga pinjaman sebesar 12% per tahun. Arus Kas yang masuk diestimasikan sekitar Rp. 50 juta per tahun selama 5 tahun. Apakah rencana investasi pembelian mesin produksi ini dapat dilanjutkan?Penyelesaiannya :
Diketahui :Ct = Rp. 50 juta
C0 = Rp. 150 juta
r = 12% (0,12)
Jawaban :
NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0
NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150
NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150
NPV = 180,24 – 150
NPV = 30,24
Jadi nilai NPV-nya adalah sebesar Rp. 30,24 juta.
Simaklh video berikutnya
Sekian dan terimakasih dari saya ..
Komentar
Posting Komentar